Jumat, 29 Januari 2010
Why nikah muda
Drummer d'Masiv, Wahyu Piadji, memutuskan untuk menikah muda di usia 22 tahun. Wahyu telah menjalin asmara lebih dari tiga tahun dengan pasangannya, Tian.
Sebelumnya Wahyu dan Tian berbeda keyakinan. Namun pasca Idul Fitri lalu, Wahyu memilih untuk memeluk agama Islam. Ia akan melaksanakan pernikahan pada 10 Januari 2010 di Cimahi, Bandung. Wahyu akan jadi personel d'Masiv pertama yang melepas lajangnya.
Walau tak lagi berstatuskan pria lajang, Wahyu menjamin pernikahannya tak akan mengganggu karirnya bersama d'Masiv. Pelantun hits 'Jangan Menyerah' itu baru saja merilis album keduanya dan siap unuk promo.
"Kita sudah tahu porsi masing-masing, nggak ada yang mengganggu banget, nggak ada pengaruhnya sama sekali," ujar Wahyu.
Keputusan sang drummer untuk menikah muda bukan karena ada masalah. Ia mengaku sudah sangat cocok dengan sang kekasih. "Kalau udah cocok kenapa tidak disegerakan," tuturnya.
Ia pun tak ketinggalan meminta doa restu kepada para Masivers (sebutan untuk penggemar d'Masiv) di seluruh Indonesia.
Rabu, 06 Januari 2010
Ngamen di Negeri Paman Sam
Selasa, 05 Januari 2010
All About d'Masiv
Inilah salah satu band baru yang sedang naik daun. Berformasi Rian, Kiki, Rama, Wahyu , dan Rai, D'Masiv cukup matang di arena festival band. Meski untuk itu, band yang lahir pada 3-3-2003 ini harus banting tulang mencari uang pendaftaran. Kini mereka telah memetik hasilnya, tekad yang kuat bisa menyingkirkan segala rintangan.
Awalnya nama band kami bernama Massive, karena artinya sesuatu yang besar. Nama juga kan, sebuah doa. Dari awal berdiri, kami langsung bergerilya dari satu festival musik ke festival musik lainnya. Ini dilakukan untuk mengasah kemampuan, sekaligus mengenalkan band pada khalayak musik. Saking seriusnya bermusik, kami membuat target, seminggu paling sedikit ikut 1 festival.
Untuk biaya pendaftaran, tentu saja kami patungan. Tapi, kalau semua personil sedang tak punya uang, kami pun tak segan-segan mengamen naik turun bis kota. Metromini jurusan Ciledug-Blok M adalah bis langganan kami. Mulanya deg-degan juga. Paling grogi saat harus bicara pada para penumpang bis, sebelum mulai beraksi.
Saking seringnya ikut festival, kami kerap bolos sekolah. Mulanya, pihak sekolah mempertanyakan. Tapi setelah tahu kegiatan kami positif, akhirnya kami diizinkan tak masuk kelas tiap ada festival. Kadang, untuk 1 festival, kami bolos sampai 2 hari.
Tak hanya pihak sekolah yang mulanya kurang menunjukkan dukungan. Orangtua kami pun mulanya merasa ragu. Apalagi saat kami mulai menunjukkan keseriusan di musik dan memilih tak melanjutkan kuliah dulu. Di mata orangtua, dunia musik tak menjanjikan masa depan yang cerah.
Sejak kecil Rian Ekky Pradipta alias Rian yang kelahiran 17 November 1986 ini sudah dicekoki musik oleh Ayahnya yang adalah pemusik.
Dari umur 3 tahun, Rian sudah sering dibawa naik-turun panggung. Kala itu, Rian kecil yang cengeng dan sangat takut pada tikus, tak canggung melompat-lompat di atas panggung mengikuti musik rock 'n rol yang dibawakan sang Ayah yang sering manggung di berbagai kafe.
Suara emas Rian pun sudah terlihat sejak usia dini. Meski kemampuan menyanyinya baru diakui setelah duduk di bangku SMP, tapi dari kecil Rian kerap memenangi lomba Adzan dan lomba baca Al Quran, selain juga berprestasi di bidang akademis.
Melebihi sang kakak, Rian, prestasi Kiki di bidang akademis luar biasa menonjol. Sedari kecil, Kiki yang punya nama lengkap Dwikky Aditya Marsall ini dikenal sebagai anak pandai yang pendiam. Dari usia TK, Kiki selalu menuai pujian para guru. Kiki selalu mendapat rangking 1. Saking pintarnya, Kiki sampai-sampai pernah mendapat beasiswa dan ditawari untuk loncat kelas.
Namun soal musik, Kiki kecil kalah dibanding sang kakak. Kala itu bakat musik Kiki memang belum terlihat. Tapi tak berarti Kiki tak punya kiprah sama sekali. Selain sempat merasakan jadi juara lomba Adzan, Kiki yang kelahiran Yogyakarta, 21 November 1988 ini pun pernah bergabung dengan grup qasidah di sekolahnya.
Koki Ngeband
Bakat musik yang besar dari usia dini justru ditunjukkan oleh Nurul Damar Ramadhan alias Rama. Dari kelas 3 SD, Rama sudah tergila-gila pada musik. Sang kakak tertualah yang mengenalkan Rama pada dunia satu ini. Selain mengajari main musik, sang kakak juga sering mengajak Rama kecil menonton konser grup band besar seperti Gigi dan Slank.
Karena dasarnya memang berbakat, sejak kelas 4 SD, Rama sudah diterima bergabung dalam grup band yang personilnya sudah duduk di bangku SMA dan kuliah. Melihat keseriusan Rama, orang tuanya pun memberi izin. Apalagi, sejak kecil Rama adalah anak yang baik dan penurut.
Saking baiknya, Rama jarang sekali menyusahkan orang tuanya. Kalau ingin membeli sesuatu, Rama yang lahir di Jakarta, 2 Mei 1987 ini memilih menabung uang jajannya. Jika telah lama menabung tapi uang yang terkumpul belum cukup, baru deh, Rama minta bantuan orangtuanya. Tak hanya jadi anak baik di rumah, di sekolah pun Rama jadi tauladan berkat prestasi akademis dan kegiatannya di pramuka.
Sementara Wahyu alias Wahyu Piaji, terkenal pemalu dan pendiam sedari kecil. Wahyu bocah amat jarang bergaul. Teman bermainnya bisa dihitung dengan jari. Di dalam kelas, paling Wahyu ngobrol dengan teman sebangkunya saja. Hal ini terus berlanjut hingga SMP, bahkan SMA. Berantem atau tawuran, tak ada dalam kamus pria kelahiran 1 Februari 1987 ini. Tapi jangan tanya bakat musiknya. Kelas 6 SD Wahyu sudah bergabung dengan sebuah band.
Nah, di antara 5 personil Massive, Rayyi Kurniawan lah yang bakat musiknya paling akhir muncul. Rai kecil lebih tertarik dengan olahraga beladiri daripada berkesenian. Mengikuti jejak sang kakak, Rai aktif di pencak silat. Rai yang kelahiran Jakarta, 3 Maret 1988 ini adalah bocah yang ambisius. Kalau melihat anak tetangga punya mobil-mobilan baru, Rai akan menuntut yang lebih bagus pada orang tuanya. Kalau tak dikabulkan, Rai akan ngambek.
Di bangku SMP, Rai mulai nakal. Selain suka bolos dan memintai uang teman-temannya.
Album ketiga d'Masiv
1. d'Masiv feat Kevin Aprilio-Rindu Setengah Mati.mp3
2. d'Masiv-Aku Atau Dia.mp3
3. d'Masiv-Aku Takluk.mp3
4. d'Masiv-Apa Salahku.mp3
5. d'Masiv-Jangan Pergi.mp3
6. d'Masiv-Kau Jatuh Cinta Lagi.mp3
7. d'Masiv-Menanti Keajaiban.mp3
8. d'Masiv-Menyegarkan.mp3
9. d'Masiv-Sudahi Perih Ini.mp3
10. d'Masiv-Tak Sejalan Lagi.mp3
11. d'Masiv-Ungkapkan Saja.mp3
12. d'Masiv-Bertepuk Sebelah Tangan.mp3
Jumat, 01 Januari 2010
Konser di Papua
Kabarnya konser tersebut ikut ditonton ‘hantu wanita’ dengan berpakai serba putih. Penampakan sesosok hantu ini, terekam video dari sebuah handphone milik salah seorang penonton, bahkan kini sudah heboh karena telah beredar luas di tengah masyarakat. Hanya saja, kebenaran penampakan hantu wanita tersebut, belum dapat dipastikan.
Dari rekaman video handphone yang berlangsung sekitar 1,48 menit tersebut, sempat terlihat berada di belakang panggung saat group band yang terkenal lewat hits andalanya, Cinta Ini Membunuhku, tepat di belakang sang gitaris.
Jika diamati, terlihat seperti sosok wanita yang menggunakan pakaian serba putih dan rambut cukup panjang dengan muka tampak pucat tersebut berdiri berada tepat disisi kanan panggung, saat sang gitaris D’MASIV sedang beraksi memetik gitar di panggung tersebut. Hanya saja, rekamanan penampakan hantu yang disebut-sebut sebagai hantu penunggu PTC tersebut, berlangsung dalam beberapa detik saja, namun terlihat sangat jelas.
Saiful, salah seorang warga mengakui mendapatkan rekaman video tersebut dari seorang adiknya, yang tercatat sebagai salah seorang pelajar di SMP satu.
“Saya dapat itu dari bluetooth handphone milik adik saya. Adik saya juga mendapatkan rekaman video itu dari teman-temannya. Jadi, sudah beredar luas dari handphone satu ke handphone lain melalui transfer bluetooth,’ jelasnya.
Awalnya, Saiful mengakui tidak yakin bahwa ada penampakan sesosok hantu dalam rekaman video berdurasi 1 menit lebih tersebut. ‘Setelah saya lihat dan amati, memang ada gambar seperti seorang wanita berambut panjang dan memakai pakaian serba putih terlihat menonton konser D’MASIV tersebut,’ ujarnya.
Cenderawasih Pos pun juga sempat mendapatkan rekaman video penampakan hantu panggung tersebut dari seorang teman. Memang setelah diamati, ada sesosok perempuan berpakaian serba putih dan rambut cukup panjang berada di belakang seorang gitaris group band D’MASIV tersebut.